Friday, May 31, 2013

Posted by Unknown |
Bekerja tidak harus selalu dikantor, namun bisa dirumah, kafe, atau tempat lainnya. Meski terdengar menyenangkan, remote working tidak dapat diterapkan untuk semua jenis pekerjaan.

1. Fleksibilitas Tempat
Aspek fleksibilitas dalam remote working memungkinkan kita bekerja di mana saja. Banyak yang memilih untuk bekerja di rumah dan kafe. Fleksibilitas tempat ini dapat menguntungkan perusahaan dan karyawan. Perusahaan tidak perlu menyediakan bilik atau ruang kerja serta sarana seperti komputer, meja, dan kursi. Pekerja pun tidak harus menghabiskan waktu dan biaya untuk ke kantor. Terlebih lagi, hal ini dapat mengurangi stress akibat macet di jalan.
Di sisi lain, karyawan harus menemukan tempat kerja yang kondusif agar bisa bekerja secara optimal. Tidak semua orang dapat fokus bekerja di lingkungan rumah. Bekerja dari kafe terus menerus pun dapat menambah pengeluaran sehingga tidak sedikit karyawan yang memilih untuk bekerja di lingkungan co-working space seperti di Hackerspace.
Meski perusahaan tidak perlu menyediakan sarana dan prasarana kantor, namun perusahaan terkadang perlu menyediakan saran pendukung seperti laptop.

2. Fleksibilitas Waktu
Remote working memberikan kebebasan waktu bekerja. Karyawan dapat menentukan sendiri kapan ia mau bekerja. Keuntungannya, waktu untuk bekerja bisa disesuaikan dengan aktivitas sehari-harinya seperti menjemput anak dari sekolah, beres-beres rumah, atau berolahraga. Namun tidak semua orang dapat mengelola waktu dengan baik serta memiliki disiplin tinggi. Tidak sedikit pekerja remote yang akhirnya tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan efisien.
Selain itu, dibutuhkan pula motivasi diri yang tinggi karena rendahnya tingkat pengawasan dari atasan. Pengawasan atasan bagi pekerja remote biasanya dalam setiap jangka waktu tertentu saja atau saat menjelang suatu milestone/deadline. Bagi beberapa orang, hal ini dapat menimbulkan sikap menunda-nunda suatu pekerjaan.
Meski fleksibel, namun perusahaan tetap memberikan bata minimal jumlah waktu kerja sebagai bentuk pengawasan paling mendasar. Contohnya, dalam seminggu karyawan harus bekerja selama 40 jam. Biasanya terdapat mekanisme pemberian laporan aktivitas (log activity) dan laporan perkembangan (progress report) secara berkala sehingga pengawasan tetap bisa dilakukan.

3. Komunikasi Yang Efektif
Komunukasi adalah aspek yang penting dalam remote working. Do era modern saat ini, banyak sekalu teknologi yang mendukung komunukasi jarak jauh. Contohnya, meeting atau pertemuan dapat dilakukan melalui teknologi teleconference seperti Google Hangout atau Skype. Untuk berkomunikasi dengan cepat, bisa menggunakan e-mail atau aplikasi messenger. Karyawan remote biasanya dituntut untuk dapat merespon e-mail atau panggilan dengan cepat setiap saat. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai seperti akses internet yang bisa diandalkan setiap saat.
Namun, Komunikasi jarak jauh juga bisa menjadi kurang efektif dibandingkan pertemuan langsung. Hal itu bisa terjadi apabila sara seperti koneksi Internet tidak memadai. Sisi buruk lainnya adalah tingkat interaksi antara pekerja remote cenderung rendah sehingga pekerja dapat kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan anggota tim lainnya. Hal ini nantinya akan berimbas pada kerja sama tim yang kurang solid.

4. Pertimbangkan Segala Aspek
Jadi pada dasarnya, remote working memiliki aspek positif dan negatif. Tidak semua orang dapat menyesuaikan dengan pola kerja remote, sebaiknya Anda pertimbangkan segala aspek yang penulis uraikan. Apakah tipe kerja remote sudah sesuai dengan yang anda butuhkan?


Kembali Ke Halaman Awal atau Melihat Daftar Isi

0 komentar:

Post a Comment